LAPORAN
KERAJINAN KAYU II
Disusun
guna memenuhi tugas
mata kuliah Kerajinan Kayu II
Dosen
pengampu: Eru Wibowo, S. Sn.
Oleh:
Mei Mardani 13207241024
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN SENI KERAJINAN
JURUSAN
PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA
DAN SENI
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya
mampu menyelesaikan laporan ini
dengan baik. Tujuan pembuatan
laporan ini adalah salah satu syarat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kerajinan Kayu
II.
Penyajian
laporan ini tidak luput dari bantuan dan
bimbingan serta dorongan berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Eru Wibowo, S. Sn. selaku dosen pengampu mata kuliah Kerajinan Kayu II serta teman-teman dan
semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu.
Tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan laporan ini. saya
menyadari adanya banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan
dalam penyusunan laporan
ini, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak sangat
saya harapkan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Amin
Yogyakarta,
05 Januari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL……………………………………...…....... i
KATA
PENGANTAR................................................................... ii
DAFTAR
ISI………….........……………………………...…….. iii
TUGAS I.
HIASAN DINDING TEKNIK SEKROL................……........… 1
A. Pengantar..............……………………………………….. 1
B. Alat.........................……………………………………… 1
C. Bahan..................………………………………………… 6
D. Proses Kerja....................................................................... 6
E. Hasil
Akhir......................................................................... 11
TUGAS II.
TEMPAT SURAT TEKNIK
UKIR.............................................. 12
A. Proses Kerja........................................................................ 12
B. Hasil
Akhir......................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................. 18
LAMPIRAN................................................................................ 19
TUGAS
I
HIASAN
DINDING TEKNIK SEKROL
Tugas pertama mata
kuliah Kerajinan Kayu II ini adalah membuat hiasan dinding teknik sekrol dengan
ukuran minimal atau kurang lebih seukuran kertas kuarto. Tapi saya membuatnya
dengan ukuran 19cm x 30cm dengan tebal 1cm. Sebelum
melangkah lebih jauh alangkah baiknya kita mengetahui apa itu teknik sekrol
beserta seperangkatnya.
A.
Pengantar
Teknik sekrol adalah
proses pembuatan suatu karya menggunakan alat sekrol, dengan prosedur
pengoperasian yang benar sesuai dengan fungsinya (Enget, 2008: 345). Pada
umumnya mesin sekrol digunakan lebih pada pekerjaan potong memotong bentuk baik
lurus, lengkung, bulat, sudut dan sebagainya, dengan potongan yang tepat pada
garis atau gambar yang telah dibuat. Alat yang digunakan ada dua jenis yaitu
mesin dan manual. Alat yang mesin adalah gergaji kecil yang dilengkapi dengan
mesin sebagai penggerak dan komponen-komponen lain yang diperlukan yang dirakit
sehingga dapat bergerak secara stabil.
Sedangkan sekrol yang
manual hanya berupa gergaji kecil yang dijepit/kencangkan pada ujung besi yang
berbentuk huruf U dan diberi tangkai, biasanya alat ini sering kita sebut
dengan istilah Coping Saw.
Penggunaanya dilakukan secara manual (digerakkan dengan tangan).
B. Alat
1. Alat
pokok
Alat pokok yang
digunakan untuk teknik sekrol adalah seperangkat yang dibuat oleh pabrik maupun
dirakit sendiri. Alat ini dibedakan menjadi 2 jenis yaitu dengan menggunakan
gergaji manual dan gergaji mesin. Alat dengan gergaji manual sering disebut
dengan istilah gergaji tripek. Sedangkan alat dengan gergaji mesin sering
disebut dengan istilah mesin sekrol.
Gb.
Alat sekrol manual
Foto: Dok. pribadi, 2014
Mesin sekrol
memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda, tetapi fungsinya sama. Hanya
dibedakan dalam kekuatan mesin, besar kecilnya rangka mesin dan kemampuan
memotong bentuk panjang/lebar/tebal benda kerja. Yang ada di kampus kami yaitu
mesin sekrol besar.
Mesin sekrol
dibedakan menjadi 3 kelompok jenis ukuran yaitu mesin sekrol kecil, sedang dan
besar.
1)
Mesin
Sekrol Kecil
Mesin sekrol
yang berdiameter kecil biasa digunakan bagi penggergajian kecil. Untuk
membuat/memotong bentuk-bentuk ukuran panjang maksimal ± 25cm dan tebal
maksimal 2cm, dengan jenis produk seperti letering, passel dan gantungan kunci.
Mesin ini biasanya dibuat pabrik.
Gb.
Mesin sekrol kecil
Foto:
http://www.perkakasku.com/detailprod.php?prodid=PR677
|
2)
Mesin
Sekrol Sedang
Mesin sekrol sedang ini
mempunyai kemampuan lebih besar dibandingkan mesin sekrol kecil. Kelebihannya
mengenai tenaga motor yang besar, daya jangkau/ukuran yang mencapai
panjang/lebar ± 60 cm, dan kekuatan memotong ketebalan ± 5 cm.
Gb.
Mesin sekrol sedang
Foto:
BSE kriya kayu jilid 2
|
3)
Mesin
Sekrol Besar
Mesin sekrol besar ini mempunyai
tangan penggerak cukup panjang ± 100 cm dan dapat memotong ketebalan kayu 5 cm
ke atas yang biasa dikerjakan oleh perajin untuk memotong benda-benda tebal,
lebar dan panjang, seperti pemotongan bentuk kaki kursi, pemotongan bentuk
sandaran kursi, ornamen lisplang, dll.
Gb.
Mesin sekrol besar
Foto:
BSE kriya kayu jilid 2
|
2. Alat
pendukung
Alat pendukung
merupakan bagian dari alat pokok untuk melengkapi kelancaran dalam praktik
membuat produk. Adapun peralatan pendukung yang digunakan untuk kerja sekrol
adalah:
Gb. Gunting
Foto: Dok.
pribadi, 2014
|
·
Gunting
Gunting adalah alat
untuk memotong kertas, selain itu bisa juga untuk memotong pola gambar kerja
agar lebih mudah dalam penempatan desain pada benda kerja.
·
Pensil
Gb. Pensil
Foto: Dok.
pribadi, 2014
|
Pensil digunakan untuk
membuat gambar kerja (mendesain) selain itu juga digunakan untuk menandai
ukuran dan memindahkan gambar pola pada benda kerja Pensil ada beberapa jenis,
ukuran dari keras dan lunaknya.
·
Ketam
Ketam ini digunakan untuk
menghaluskan bahan yang belum halus dan mengurangi ketebalan bahan yang belum
sesuai kebutuhan.
Ketam ada 2 macam, yaitu ketam manual dan ketam listrik, akan tetapi yang saya
gunakan adalah ketam listrik.
Gb.
Ketam listrik
Foto:
http://dwimakmurteknik.com/product/21/115/MESIN-SERUT-PLANER-MERK-BOSCH-TYPE-GHO-10-82
|
·
Mistar
Digunakan untuk
mengukur panjang dan lebar.
Gb. Gunting
Foto: Dok.
pribadi, 2014
|
·
Bor
Bor adalah alat yang
digunakan untuk membuat lubang yang akan di Sekrol.
Gb. Bor
Foto: Dok.
pribadi, 2014
|
·
Kuas
dan palet
Alat-alat ini digunakan
dalam proses finishing, yaitu ketika mengecat.
Gb. Kuas dan
Palet
Foto: Dok.
pribadi, 2015
|
·
Gergaji
Gergaji ini digunakan
untuk memotong bahan yang akan digunakan.
·
Tang
Alat ini digunakan
untuk mengencangkan sekrup dan juga untuk memotong mata gergaji yang terlalu
panjang, atau memotong kawat dll.
C. Bahan
Bahan yang saya
digunakan untuk membuat hiasan dinding teknik sekrol ini adalah kayu mahoni,
karena menurut saya kayu mahoni mempunyai serat yang padat, terjangkau dan
ekonomis. Dengan serat yang padat akan mendapatkan hasil sekrolan yang lebih
halus.
Selain
kayu sebagai bahan utama, bahan yang saya gunakan untuk finishing yaitu wood
filler, cat mowilex, cat sandy, melamine lack, hardener, thinner, lem, dan air.
D. Proses
Kerja
1. Persiapan
Siapkan alat dan bahan
yang akan digunakan.
Gb. Mendesain
Foto: Dok. pribadi, 2014
|
2. Pembuatan
Desain
Dalam pembuatan desain
ini ada dua cara yang dapat dilakukan yaitu membuat gambar/desain pada kertas
dan mendesain langsung pada kayu yang akan disekrol, tetapi saya memilih membuat
desain pada kertas karena menurut saya itu lebih mudah dan saya memilih motif
flora sebagai desainnya.
3. Memindah
pola
Langkah-langkah dalam
memindah pola adalah sebagai berikut:
a)
Basahi
dengan air permukaan kayu yang akan ditempeli pola. Kegiatan ini dimaksudkan
agar proses pengeleman mudah merata.
b)
Olesi
kayu yang akan digunakan dengan lem.
c)
Tempelkan
gambar kerja yang telah dibuat.
d)
Rekatkan
bagian dari tengah ke tepi, sambil menekan kertas secara perlahan, agar gambar
kerja tidak terlipat.
4. Pengeboran
Pengeboran ini
dimaksudkan untuk melubangi bagian-bagian yang akan disekrol. Agar mudah dan
cepat dalam penyekrolan usahakan lubang bekas bor mendekati motif yang akan
disekrol.
Gb.
Mengebor
Foto:
Dok. pribadi, 2014
|
5. Penyekrolan
Langkah yang pertama
dalam tahap penyekrolan ini adalah pemasangan mata gergaji sekrol. Mata gergaji
harus condong/menghadap ke bawah agar penyekrolannya mudah. Sebelum memulai
penyekrolan sebaiknya mengecek kekencangan mata gergaji dahulu. Dalam proses
penyekrolan ini saya menggunakan sekrol manual, sekrol mesin kecil, dan sekrol
mesin besar. Dalam menyekrol bagian-bagian yang kecil saya menggunakan sekrol
manual, karena jika menggunakan sekrol mesin mata gergajinya tidak muat dan
tidak bisa masuk. Selain bagian-bagian yang kecil tersebut saya menggunakan
sekrol mesin yang ada di Kampus, yaitu sekrol mesin besar. Meskipun tidak
sewajarnya kayu dengan ketebalan 2 cm disekrol dengan alat tersebut, tapi saya
tetap memakai mesin sekrol besar tersebut. Untuk menambah pengalaman, saya
memakai mesin sekrol kecil juga dalam mengerjakan tugas ini.
Gb.
Menyekrol dengan sekrol mesin
Foto:
Dok. pribadi, 2014
|
Gb.
Menyekrol dengan sekrol manual
Foto:
Dok. pribadi, 2014
|
6. Nggetaki
Membuat pahatan pada
permukaan kayu sehingga gambar atau pola dalam kertas berpindah menjadi goresan
garis pada kayu.
7. Finishing
Langkah-langkahnya
sebagai berikut:
1) Kegiatan ini
diawali dengan mengamplas hasil sekrolan dengan amplas yang kasar ke halus.
2) Menutup
pori-pori dengan wood filler yang dicampur dengan air. Setelah itu ditunggu
hingga kering baru diamplas lagi sampai halus.
Gb. Wood Filler
Foto: Dok. pribadi, 2014
|
Gb. Memfiler
Foto: Dok. pribadi, 2014
|
3) Mendasari dengan
menggunakan mowilex putih, kegiatan ini saya lakukan agar warna yang saya
gunakan nantinya tidak boros karena meresap ke dalam kayu. Lalu dilanjutkan
mengamplas.
Gb. Mendasari warna putih
Foto: dok. Pribadi, 2014
|
4) Setelah kayu
dirasa halus barulah masuk tahap pewarnaan. Dalam pewarnaan ini saya
menggunakan warna cat sandy agar warna-warni dan terlihat lebih menarik.
Gb. Mewarna
Foto: dok.
Pribadi, 2014
|
5) Setelah
pewarnaan selesai, saya olesi Melamine agar karya mengkilap. Adonannya yaitu
Melamine Lack + Melamine Hardener + Thinner lalu diaduk hingga merata.
Perbandingannya yaitu 10:1 tutup botol:20.
Gb. Bahan pembuatan melamin pengkilap
Foto: dok. pribadi,2014
|
8.
Penyajian Karya
Karya sekrolan ini saya memilih menampilkannya menggantung, sesuai dengan
namanya yaitu hiasan dinding. Agar mudah dalam penggantungan, saya memberi
bingkai tersendiri dalam karya ini.
E.
Hasil
Akhir
Gb. Hasil
karya sebelum dibingkai
Foto: Dok.
Pribadi, 2015
|
||
Gb. Hasil
karya sebelum dibingkai
Foto: Dok.
Pribadi, 2015
|
||
TUGAS
II
TEMPAT
SURAT TEKNIK UKIR
Tugas kedua mata kuliah
Kerajinan Kayu II ini adalah membuat tempat surat teknik ukir, akan tetapi saya
membuatnya tidak dengan teknik ukir semua melainkan ada kombinasi teknik
sekrol. Saya membuat karya ini dengan ukuran 18cm
x 12cm, dengan alas 18cm x 7cm . Bahan utama yang saya gunakan adalah kayu,
yaitu kayu jati yang tebalnya 1cm. Saya memilih jati karena seratnya yang padat
agar memudahkan dalam proses pengukiran. Selain itu bahan dalam pewarnaan ada Melamine
Hardener, Thinner, Melamine Sanding Sealer, dan Wood Filler, Woodstain Clear.
Alat yang saya gunakan
hampir sama dengan proses teknik ukir, hanya saja ada tambahan alat pokok yaitu
satu set pahat/tatah beserta pemukulnya. Alat pendukung seperti gunting,
penggaris, bor, dll masih tetap saya pakai.
Gb. Satu set pahat
Foto: dok. pribadi, 2014
|
A. Proses
Kerja
Langsung saja menuju
proses pembuatan karya ini, langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Persiapan
Siapkan alat dan bahan
yang akan digunakan.
2. Pembuatan
Desain
Membuat desain pada
kertas, dan desain motif flora adalah pilihan saya.
3. Memindah
pola
Langkah-langkah dalam
memindah pola adalah sebagai berikut:
a)
Basahi
dengan air permukaan kayu yang akan ditempeli pola. Kegiatan ini dimaksudkan
agar proses pengeleman mudah merata.
b)
Olesi
kayu yang akan digunakan dengan lem.
c)
Tempelkan
gambar kerja yang telah dibuat.
d)
Rekatkan
bagian dari tengah ke tepi, sambil menekan kertas secara perlahan, agar gambar
kerja tidak terlipat.
4. Pengeboran
Pengeboran ini dimaksudkan
untuk melubangi bagian-bagian yang akan disekrol.
5. Penyekrolan
Saya menggunakan mesin
yang besar untuk semua penyekrolan kali ini. Kesulitannya yaitu dikarenakan
ketidaksesuaian alat dengan bahan, yaitu tebal kayu saya yang hanya 1cm. Jadi
harus hati-hati dan dipegangi kuat-kuat.
6. Nggetaki
Membuat pahatan pada
permukaan kayu sehingga gambar atau pola dalam kertas berpindah menjadi goresan
garis pada kayu.
7. Memahat
Dalam memahat ini yang
saya lakukan pertama kali adalah membentuk secara kasar dari masing-masing
bagian motif, sekaligus membuang bidang bidang yang nantinya menjadi dasaran
ukiran. Setelah itu membuat bentuk ukiran yang telah terbentuk secara kasar
tadi menjadi lebih halus dan sempurna sehingga bentuk lebih tajam dan permukaan
bentuk ukiran menjadi halus.
8. Menyoret
Membuat garis hiasan
pada bagian motif sesuai desain. Sehingga bentuk ukiran/motif akan tampak lebih
dinamis.
Gb. Coret
Foto: dok. pribadi, 2014
|
9. Finishing
Langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan ini
diawali dengan mengamplas hasil sekrolan dengan amplas yang kasar ke halus.
2) Menutup
pori-pori dengan filler yang dicampur dengan Thinner. Setelah itu ditunggu
hingga kering baru diamplas lagi sampai halus.
Gb. Memfiller
Foto: Dok. pribadi, 2014
|
3) Setelah kayu
dirasa halus barulah masuk tahap penyambungan kayu. Saya menggunakan bubuk kayu
dan lem untuk merekatkan dibagian-bagian yang terlihat berongga. Setelah itu
saya menutup sambungan-sambungannya dengan dempulan
filler yang tidak diencerkan menggunakan air ataupun thinner. Lalu diamplas
halus.
Gb. Wood Filler
Foto: Dok. pribadi, 2014
|
4) Selanjutnya
yaitu tahap pewarnaan. Dalam pewarnaan ini saya menggunakan melamine agar warnanya
terlihat klasik dan pahatan-pahatannya terlihat jelas. Adonannya yaitu Melamine
Sanding Sealer + Melamine Hardener + Thinner + pewarna, dicampur lalu diaduk
hingga rata.
Gb. Bahan pembuatan warna
Foto: dok. pribadi,2014
|
5) Ditunggu hingga
kering lalu diamplas dengan amplas halus nomor 400.
6) Setelah
pewarnaan selesai, saya olesi bahan pengkilap. Seharusnya bahan yang saya
gunakan adalah yang mengandung thinner karena proses pewarnaannya mengandung
thinner dan jika pengkilap menggunakan thinner hasilnya akan lebih bagus.
Tetapi saya menggunakan pengkilap yang mengandung air Woodstain Clear, karena keterbatasan.
Adonannya yaitu Woodstain + air, lalu diaduk hingga merata. Perbandingannya
yaitu 1:2.
Gb. Pembuatan bahan pengkilap
Foto: dok. pribadi, 2015
|
Gb. Adonan pengkilap
Foto: dok. Pribadi, 2015
|
B.
Hasil
Akhir
Gb. Tampak
depan
Foto: dok.
Pribadi, 2015
|
||||
Gb. Tampak
samping 1
Foto: dok.
Pribadi, 2015
|
||||
Gb. Tampak
samping 2
Foto: dok.
Pribadi, 2015
|
||||
DAFTAR
PUSTAKA
Enget, dkk. 2008. Kriya Kayu untuk SMK Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Parta, I Wayan Seriyoga dan I Wayan Sudana. 2009. Proses
Kerja Kriya Kayu. Artikel. Diakses
dari http://yogaparta.wordpress.com/2009/06/14/proses-kerja-kriya-kayu/
pada 3 Desember 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar